
Cyberbullying, School Bullying, dan Tekanan Psikologis: Sensus Regional Siswa Sekolah Menengah Atas
Oleh : Shari Kessel Schneider, MSPH, Lydia O’Donnell, EdD, Ann Stueve, PhD, and Robert W. S. Coulter, BS. Pada Januari 2012
Penting untuk dipahami bahwa cyberbullying terkait dengan pengalaman sekolah yang negatif atau tidak, seperti yang terjadi pada kasus school bullying (bullying sekolah). Diketahui secara luas school bullying berhubungan dengan banyak hal indikator negatif, termasuk prestasi akademik yang rendah, menurunkan kepuasan sekolah dan komitmen terhadap sekolah. School bullying dan bahaya psikologis, termasuk depresi juga menimbulkan kekhawatiran tentang cyberbullying terkait dengan berbagai bentuk tekanan psikologis. Terdapat laporan menunjukkan bahwa 93% remaja adalah pengguna aktif internet dan 75% aktif menggunakan HP. Naik dari 45% di tahun 2004, hal tersebut menjadi potensi besar untuk melakukan cyberbullying di kalangan pemuda.
Beberapa penelitian menemukan bahwa anak perempuan adalah lebih mungkin menjadi korban cyberbullying. Umur adalah karakteristik lain di mana mungkin cyberbullying berbeda dari tradisional Bullying. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa korban cyberbullying meningkat di tengah tahun sekolah. Penelitian lain telah dilakukan terkait cyberbullying untuk pengalaman sekolah yang negatif, seperti kinerja akademis yang rendah dan persepsi negatif terhadap lingkungan sekolah. Laporan cyberbullying lebih tinggi di kalangan anak perempuan daripada anak laki-laki (18,3% vs 13,2%). Ada hubungan yang kuat antara korban cyberbullying dan segala bentuk tekanan psikologis, dari depresi sampai usaha bunuh diri, karena korban cyberbullying merasa sangat tertekan.